Desa Keniten berdiri sejak jaman penjajahan belanda 317 tahun yang lalu yakni berdiri pada tahun 1699 pada bulan ’’ Suro’ hari seloso kliwon. Orang pertama yang babat desa Keniten adalah Ki Ronggo Uni seorang punggawa kerajaan majapahit yang berasal dari desa porong Sidoarjo. Desa Keniten terdiri dari 3(tiga) dusun yaitu dusun Keniten, dusun Balongrejo (Sidomulyo) dan dusun Tejo. Dusun tejo berdiri lebih dulu dari pada dusun Balongrejo (Sidomulyo). Dusun Balongrejo (Sidomulyo) berdiri pada tahun 1816.
- Desa Keniten konon berasal dari kata titen dapat awalan ke menjadi ketiten, luwesnya lidah masyarakat jaman dulu banyak menyebut keniten yang dikenang sampai sekarang menjadi Titen/niten dalam arti bahasa jawa menyebutkan niteni. Ki Ronggo uni adalah seorang yang cerdas selalu ingat sesuatu hal yang terjadi yang sudah berlalu tanpa ada catatan tertulis, (Titen/niteni marang samubarang opo wae kang wus kelakon), cerdas, ramah, baik hati, Untuk diketahui bahwa Ki Ronggo uni dalam bahasa jawa mengatakan “ gandrung mring kautaman, karukunan, katentreman, lan karaharjan ” Tidak suka kepada seorang pemuka/pemimpin yang sewenang-wenang (ojo dumeh, tansah eling lan waspodo). Maka kebanyakan warga desa keniten yang bertabiat tidak baik dalam bentuk apapun akan merasakan buahnya sesuai dengan perbuatannya (Becik ketitik olo ketoro, bakal ngunduh wohing pakarti).
- Setelah berdiri dusun Keniten kironggo uni mengembangkan pemerintahannya bergabung dengan dusun tejo. Dusun tejo yang pada waktu itu disesepuhi/pangarso ki Gus Pardi keturunan dari ayah ibu seorang laki laki keturunan belanda dan seorang perempuan jawa asli /pribumi penghuni dusun tejo.
- Pada tahun 1816 mencetak dusun Balongrejo (Sidomulyo). Dusun Balongrejo sebelumnya adalah bumi perdikan kasultanan mataram masuk kewilayahan desa Bayem wetan, kabupaten magetan. Oleh karena tempatnya dekat/diwilayah kabupaten ngawi, maka oleh Bupati Magetan pada waktu itu (tahun 1918) pemerintahannya diserahkan ke Bupati ngawi dan digabung dengan desa keniten. Asal penduduk dusun Balongrejo pertama tama adalah orang dari desa Bayem wetan.
- Dusun bale merupakan perluasan tanah pemukiman yang dicetak pada tahun 1970 an, menjelang lomba desa. Kepala Desa S. Toekimin.
Asal usul nama Dukuh/dusun Balongrejo :
Dusun balongrejo dicetak pada tahun 1916 dengan hamparan pemukiman penduduk seluas :…………. Ha terbagi 54 bagian, dan lahan pertanian (sawah) seluas …………. Ha, terbagi 54 bagian (54 bahu ) sesuai pembagian tanah darat/tanah pemukiman, seluas ……..ha untuk lain-lain ( jalan, kuburan, saluran dll ). Yang selanjutnya penduduk yang bertempat tinggal di dusun balongrejo setiap penghuni diberikan 1 bagian lahan tempat pemukiman/tanah darat dan 1 bagian tanah sawah (1bahu). Dukuh/dusun Pada waktu mencetak dusun dimaksud disebelah pojok barat daya ada pohon namanya pohon klepu. Dibawah pohon klepu ada tulang (balung) manusia yang meninggal dunia tidak dikubur yang diperkirakan yang meninggal jumlahnya lebih dari 1 (satu) orang.. Nah dengan adanya tulang (balung) tersebut orang banyak menyebutnya balunge akeh (tulangnya banyak) lantas berkata lamun ono rejane jaman dusun/dukuh iki mbesuk dijenengke dukuh/dusun balongrejo. Jadi nama balongrejo diambil dari kata balung dan akeh/rejo digabung jadi Balongrejo.
Asal usul nama Sidomulyo :
Nama sidomulyo diberikan oleh Bp. Toekimin (Lurah Desa Keniten) pada tahun 1970. Perubahan nama balongrejo menjadi sidomulyo pada waktu masa kejayaan pemerintahan Bp. Tekimin. Yaitu pada waktu itu desa keniten pernah jadi juara lomba desa nomor 1 (satu) tingkat propinsi dan juara ll tingkat nasional pada tahun 1971. Sidomulyo dalam arti jadi makmur (gemah ripah loh jinawi).
Asal usul nama semaron :
Semaron asal kata dari Maron dapat awalan se jadi semaron. Dikala membagi lahan pertanian sejumlah 54 bagian, disana terdapat suatu tempat yang dikatakan tempat keramat/angker. Ditempat itulah ada sumuran/belik berbentuk seperti maron yang sering ada kejadian hewan atau manusia yang ambil/minum air disitu meninggal/mati. Dengan sering terjadinya hal dimaksud, maka tanah tersebut seluas …………ha, ditinggal tidak untuk lahan pertanian digunakan buat makam/kuburan, yang dikenang sampai sekarang yaitu kuburan semaron.
- Para pemimpin Desa Keniten :
-
- Pertama : Ki Ronggo Uni (yang babat dusun ketiten/keniten). yang Makamnya didepan pondok Kalijogo.
- Kedua : Ki Ronggo Panuntun, punggowo kerajaan mataram. Peninggalan yang dikenang sampai sekarang punden ngabean, tempat yang sering digunakan peristirahatan ki jurumertani kewilayah timur kerajaan mataram.
- Ketiga : Ki dalang Suprono (anak dari ki Ronggo panuntun, abdi kerajaan mataram). Meninggal dunia dan tidak mempunyai keturunan, Pemerintahan desa keniten dipimpin seorang karteker (pejabat sementara). Dari keluarga alm Maryani (keturanan abdi dalem kraton Jogjakarta).
- Keempat : Ki Demang prawiro sentono
- Kelima : mbah Blungko. Carik mbah blongkang.
Dari kelima tersebut diatas memerintah desa Keniten rata-rata menjabat antara 45 tahun sampai 55 tahun bahkan bisa lebih.
-
- Keenam : Toekimin menjabat Lurah selama 37 tahun dari tahun 1952 s/d tahun 1989. Carik Bp. Sutrisno dan Bp. Suwarno ( 8 tahun) mulai menjabat tahun 1982. Bp. Toekimin seorang pejuang, dan mendapat mendapat penghargaan dari pemerintah Bintang Gerilya. Masa kejayaan pemerintahan Bapak Toekimin merupakan sejarah yang dikenang sampai sekarang diantaranya ;
-
- Menyelamatkan banyak orang pada masa gerakan G 30 S/Pki.
- Pelopor utama pendiri gedung sekolah ST (Sekolah Tehnik), Yang sekarang menjadi SMKN l
- Desa Keniten tahun 1970 jadi juara 1 (satu) lomba desa tingkat 1 propinsi jawa timur.
- Desa Keniten tahun 1971 jadi juara 2 (dua) lomba desa tingkat Nasional. Pada waktu itu banyak bupati seluruh Indonesia datang didesa keniten mengadakan study banding.
- Aikon yang dimiliki desa Keniten dibuat pada jaman pemerintahan Bp. Toekimin, sejarah yang dikenang sampai sekarang diantaranya ;
-
- Patung tani
- Monomen Pancasila
- Relif masuk Desa Keniten
- Tugu Brawijaya masuk desa keniten ditepi jalan raya
- Pengembangan dusun bale yang sekarang diubah Balerejo dan disebelah utara pinggiran desa ditanamkan tugu brawijaya.
- Pembuatan jembatan desa yang menghubungkan dusun Keniten Dengan dusun Sidomulyo.
- Pintu masuk sosono loyo (makam ngabean) Pembuatan Balai desa dan kantor desa keniten.
- Dan lain-lain masih banyak.
- Ketujuh : Sutrisno, tahun 1990 s/d tahun 1998. Carik Bp. Suwarno
Pembangunan yang dicapai dan masih dirasakan masyarakat sampai sekarang yakni ;
-
- Rehab jembatan yang menghubungkan dusun keniten dan dusun
- Pembuatan gapuro masuk desa keniten (sidomlyo).
- Pagar polindes. ( dalam lingkup Kantor desa ).
- Penyesuaian luas pemilikan hak tanah sawah yang pada tahun 1996 sesuai dengan data yang dimiliki pada awal pembagian sebelumnya. (ferifikasi tahun 1960, Rembuk Desa nomor 5 tahun 1959)
- Kedelapan : Bp. Sukiran, tahun 1998 s/d tahun 2007. Carik Bp.Suwarno
Pembangunan yang dicapai diantaranya aspal/cor pemadatan jalan protokol desa keniten, dari gapuro masuk dusun sidomulyo sampai monomen pancasila.
– Dlsb.
- Kesembilan : Bp. Sunarto, tahun 2007 s/d tahun 2013. Carik Bp. Suwarno
Pembangunan yang dicapai yakni ;
-
- Pengaspalan jalan dalam dusun.
- Talud saluran sawah.
- Talud/tanggul depan Balai desa.
- Pengadaan pompa P2T ( tejo dan pojok lapangan ).
- Mushola Balai Desa Keniten.
- Talud saluran bale (mulai barat mushola ngabean s/d monomen Pancasila ).
- Kesepuluh : Mujiono, tahun 2013 sampai sekarang. Carik Bp. Suwarno
Untuk diketahui dan dimaklumi kepada para pembaca, bahwa sejarah/uraian singkat berdirinya/jadinya desa keniten tersebut merupakan catatan walaupun kurang akurat. Namun dalam pengkajian boleh dikata mendekati yang dikemas berdasar hasil sarasehan para sesepuh desa keniten yang diprakarsai oleh kepala desa keniten (Bpk. S. Toekimin) dan ki tumenggung Supardi (abdi dalem keraton Jogjakarta) pada tahun 1984. Data/fakta yang akurat kita perlu mengetahui buku sejarah yang sebenarnya, yang mana buku sejarah tersebut mendasar cerita/dongeng para sesepuh disimpan orang belanda terkait dengan hari jadi kabupaten ngawi.